Resensi

1911: Jackie Chan’s 100th Movie

Oleh: Ahmad Guntur



Data Film
  • Judul           :  1911
  • Tahun rilis   :  2011
  • Sutradara     :  Jackie Chan dan Zhang
    Li
  • Penulis         :  Wang Xingdong dan Chea Baogoang
  • Produser       :  Wang Zhibin
  • Produksi       :  JCE Movies Limited dan Shanghai Film Group
  • Durasi           :  2 jam 1 menit
  • Pemain          :  Jackie Chan; Winston Chao; Li
    Bingbing; Joan
    Chen; Su Chun
Ringkasan Isi Film
Film ini sangat menarik dan pas untuk ditonton bagi mereka
yang ingin tahu dan tertarik dengan sejarah, khususnya sejarah revolusi di Cina
tahun 1911. Film ini menceritakan tentang perjuangan kaum revolusioner yang
menginginkan sebuah revolusi bagi Cina karena Dinasti Qing (dinasti yang
berkuasa pada saat itu) bisa dibilang sekarat dan korup. Revolusi ini dipimpin ole
Sun Yat Sen (Winston Chao). Mereka yang menentang Dinasti Qing ingin segera menjatuhkan
Dinasti Qing.

Pada saat pemberontakan, Sun Yat Sen berada di
Amerika. Dalam film ini Sun Yat Sen dibantu oleh temannya Huang Xing (Jackie
Chan) yang berperan sebagai komandan pertempuran saat pemberontakan. Pada
penyerangan pertama yang dilakukan oleh kaum revolusioner gagal dan Huang Xing
harus rela kehilangan beberapa jarinya karena terkena tembakan. Kegagalan
penyerangan pertama di Goangzhou disampaikan oleh Sun Yat Sen dihadapan
orang-orang Cina yang berada di Amerika.

Dengan kegagalan di penyerangan yang pertama, bukan
berarti pemberontakan terhenti, penyerangan terus berlanjut sampai permaisuri
(Joan Chen) meminta bantuan Yuan Shikai (Sun Chun). Yuan Shikai berhasil memporak-porandakan
pasukan revolusioner, tetapi Yuan Shikai menghentikan serangannya sampai
Kerajaan Qing membayarnya untuk memenuhi keperluan perang.

Di samping Huang Xing yang berjuang dengan
menggunakan senjata melawan pasukan Qing, Sun Yat Sen yang berada di luar
negeri berjuang secara diplomasi dengan pejabat-pejabat bank (bankir) di Eropa,
khususnya bank-bank di negara Eropa yang meminjamkan uang untuk Dinasti Qing.
Sampai akhirnya ada berita bahwa bank-bank yang biasa meminjamkan uang ke
Kerajaan Qing menghentikan atau menunda pinjaman uangnya. Di situlah kaum
revolusioner menganggap dirinya menang, sehingga Sun Yat Sen kembali ke Cina
dan disambut meriah oleh warga Cina.

Setelah Sun Yat Sen kembali ke Cina, dilaksanakan
perundingan pemilihan presiden sementara, dan Sun Yat Sen mendapatkan suara
terbanyak dari jumlah orang yang datang di perundingan tersebut, sehingga Sun
Yat Sen menjadi presiden pertama di Cina, walaupun statusnya sementara.

Di sisi lain Sun Yat Sen yang sudah menjadi
presiden, ambisi Yuan Shikai untuk menjadi presiden masih ada. Di janjinya, Sun
Yat Sen mengatakan, siapa yang berhasil menjatuhkan Dinasti Qing dialah yang
akan menjadi presiden. Sun Yat Sen memang berhasil menumbuhkan semangat dan nasionalisme
rakyat Cina, tetapi Yuan Shikai lah yang berhasil membuat Dinasti Qing turun
dari tahtanya, sehingga Yuan Shikai menjadi presiden di Cina.

Seperti yang saya katakan di awal paragraf, film ini
cocok untuk orang yang ingin tahu atau tertarik dengan sejarah, khususnya
sejarah revolusi di Cina. Film ini mencoba menggambarkan bagaimana keadaan dan
perjuangan para kaum revolusioner untuk mencapai tujuan mereka.

Pada awal film ditampilkan gambar-gambar tentang
keadaan peperangan pada saat revolusi, dari keadaan masyarakat sampai korban-korban
yang akan dieksekusi mati. Pemilihan tokoh di film ini cukup bagus. Tokoh yang
memerankan Sun Yat Sen yaitu Winston Chao bisa dibilang hampir mirip dengan Sun
Yat Sen, dan juga tokoh Yuan Shikai. Alat-alat dan senjata yang digunakan pun
sangat diperhatikan, sesuai dengan tahun pada saat itu.

Selain senjata, efek yang digunakan seperti
meledaknya bom, suara peluru, darah, sangat detail dan terlihat nyata. Satu hal
yang menarik lagi dari film ini adalah adegan Jackie Chan yang memperlihatkan
kemampuan bela dirinya walaupun hanya satu adegan. Saya kira film ini akan
monoton dengan gambaran dan situasi peperangan dari Jackie Chan yang hanya menggunakan
senjata, tetapi Jackie Chan tetap memperlihatkan kemampuan bela dirinya dengan
tangan kosong.

Film ini juga menyajikan momen yang sedih dan dapat
menyentuh hati para penonton, contohnya saat seorang ibu yang menjadi tenaga
medis melihat anaknya yang kesakitan saat kakinya harus diamputasi dan anaknya
tersebut meninggal.

Menurut saya, salah satu hal yang cukup ambigu dari
film ini ialah terletak pada sampul film di mana sosok Jackie Chan lah yang
memenuhi sampul film, dan bukan Winston Chao yang memerankan Sun Yat Sen. Jika
yang dipasang gambar Jackie Chan, para penonton akan menganggap Jackie Chan
berperan sebagi tokoh utama dalam revolusi 1911 di Cina. 
Seperti yang kita tahu, yang memelopori gerakan
revolusi dan mempengaruhi rasa nasionalisme rakyat Cina adalah Sun Yat Sen yang diperankan oleh Winston Chao.



Akan tetapi, tidak bisa dipungkiri bahwa Jackie Chan sebagai Huang Xing di film ini juga
memiliki peran yang sangat penting, yaitu sebagai komandan perang pasukan revolusioner. Jadi bisa dikatakan, jika Huang Xing lebih menggerakan revolusi di tanah Cina selama pertempuran, sementara Sun Yat Sen lebih memperjuangkan revolusi dari luar Cina (Amerika). Hal inilah yang mungkin menjadi salah satu alasan sosok Huang Xing yang diperankan oleh Jackie Chan dipilih sebagai latar utama dari sampul film 1911 ini. 


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *