Sanskerta Maritim Cermin Indonesia - Edisi Khusus
Dari
Redaksi
Entah harus bagaimana kami mengawali kalimat dalam pengantar
ini. Sebuah keputusan yang membingungkan, sebab Edis Khususini merupakan hal
baru sekaligus tantangan tersendiri. Ketika kami sedang berkumpul bersama,
tiba-tiba saja muncul ide untuk membuat kumpulan esai, seketika itu pula
kemudian kami berbincang soal tema, dan terpilihlah “Maritim di Indonesia” sore
itu. Sudah hampir 2 bulan kami lewati program kerja penerbitan buletin Sanskerta,
sebab mengumpulkan orang-orang Pers dan Historiografi (PH) tidak semudah kita
mengumpulkan bebek ke kandang. Juga ini soal manusia yang butuh pengertian dan
pemahaman. Tentu saling menguji kesabaran di kalangan PH sendiri.
Kami merasa, sudah menjadi keharusan untuk terus menyajikan
tulisan yang (semoga) memberi ilmu baru. Sekaligus, ini merupakan ajang belajar
kami dalam mentranskipkan tutur dari setiap diskusi yang ada, dan itu dapat
terwujud jika menuliskannya. Seperti ucapan Kartini, yang dikutip oleh
Pramudya, “Menulis adalah bekerja untuk keabadian”.
Sebisa mungkin, kami terus dan terus mencoba untuk menghadirkan
buletin dengan tepat waktu. Dan di situlah letak ujian terbesar, bagaimana
menyatukan anggota untuk tetap bersemangat menyelesaikan tugas-tugas, rutin
dengan gagas tema, membangun wacana, sampai tahap menuliskannya. Sebuah
rangkaian yang sungguh sangat menantang.
Dalam kesempatan yang sangat bermanfaat ini, kami berharap
bisa terus belajar. Terutama menyangkut pengumpulan sumber, kritik sumber
sampai menuliskannya. Tentu itu semua tidak bisa sekejap mata, melainkan butuh
waktu, butuh proses, dan butuh keberanian untuk memulainya. Kami haturkan terimakasih kepada
Pak Danar, yang sudah meluangkan waktunya untuk menyajikan tulisannya dalam
Edisi Khususini, juga kepada Mas Alif, atas pendampingannya dalam hal layout,
serta kepada kawan-kawan Himpunan Mahasiswa Ilmu Sejarah yang tidak segan-segan
turut membantu dalam penyelesaian ini. Juga kepada seluruh pembaca setia
buletin Sanskerta, kalian selalu membikin kami merasa ada.
Sebagai buletin yang sedang mencoba terbit dalam Edisi Khusus,
pasti banyak hal-hal yang tidak sepadan dengan pembaca. Sehingga apapun yang
ingin pembaca keluhkan, baik secara vokal maupun tulisan sangatlah kami
perlukan guna perbaikan di edisi kemudian. Sebab tidak akan pernah ada kemajuan
tanpa kritik dan saran. Akhirnya, semoga Edisi Khususperdana ini sanggup
menjadi bagian dari pembaca, baik itu sebagai pengisi waktu luang maupun sebagai
kawan harian.
...dan
kepada semua yang sedang memegang buletin ini, selamat men”jelajah waktu dan perdaban”
maritim Indonesia!
Maritim dalam Cermin Indonesia,sebuah judul dalam edisi
khususSanskertabulan April 2014. Cermin yang biasa dipakai sehari-hari untuk melihat
diri sendiri merupakan benda yang ber-harga dalam mengetahui kekurangan pada
diri. Sebuah kapal yang berwarna hijau dengan om-bak laut bewarna coklat,
merupakan gambaran suasana kehidupan maritim Indoneisa seka-rang. Pemahaman
laut yang disamakan dengan daratan telah menjadikan kita lupa akan potensi dan
sejarah kelautan itu sendiri. Jati diri bang-sa yang terbentuk dari kelautan
sebagai segala sumber kehidupan, dari masyarakat, agama, masalah sosial,
ekonomi, politik, bahkan bu-daya. Semoga dengan terbitnya buletinSan-skerta
edisi khusus ini memberikan tambahan wawasan kepada mahasiswa mengenal maritim.
DOWNLOAD SANSKERTA PDF
Hargailah karya orang lain, jika mengutip dimohon mencantumkan sumber.
Komentar
Posting Komentar